Entah kenapa lidah saya dan jari jari saya selalu berat untuk menulis kata kata “buruh” yang entah kenapa selalu terasa miris. Kata itu mengandung penegasan yang sangat atas perbedaan kelas masyarakat dan saya secara pribadi tak suka itu.  Berbicara tentang rasa selalu di konotasikan dengan ketidakrasionalan. Namun kalau mau jujur ketidakrasionalan itu justru adalah sesuatu yang rasional. Ketika kita berfikir negatif maka yang terjadi adalah hal yang negatif ketika kita berfikir hal yang positif maka akan jadi positif. Sama saat kata buruh yang berkonotasi kelas masyarakat kedua atau subordinat maka ia akan selalu begitu.  Apakah tidak lebih baik kalau kata buruh diganti saja jadi tenaga kerja seperti yang juga sudah banyak dipakai. Walaupun dalam prakteknya kesetaraan manusia masih harus terus diperjuangkan.

17 Agustus 2016 sudah 71 tahun Indonesia mendapatkan kemerdekaannya. Berdiri menjadi sebuah negara yang berdaulat. Pembangunan fisik dan non fisik sebagiamana seharusnya sebuah negara dan masyarakat terus berjalan. Setiap tahun kita merayakannya dengan melakukan upacara peringatan bahwa kita sudah merdeka dan selayaknya juga jadi ajang refleksi bagi kita bangsa indonesia. Apa yang telah kita lakukan buat negara dan bangsa. Dimulai dengan menjadi baik bagi diri sendiri dan keluarga. Negara yang baik tentu saja negara dengan masyarakat yang  sejahtera. Sejahtera mulai dari keluarga. Keluarga mulai dari ibu yang sejahtera. sehingga keberlanjutan negara bisa terus terjadi dengan kualitas yang terus meningkat.

Memasuki daerah jakarta utara kawasan industri Cakung Cilincing. Saya takjub melihat cepatnya pembangunan berjalan. Iya saya tak terlalu mendengar dan membaca berita seputar issue pembanguan di sekitar wilayah ini, yang saya tau bahwa pembangunan pelabuhan menjadi kawasan yang lebih ramah dan manusiawi hanya itu dari blog seorang teman. Namun hari ini di dalam mobil sewaan online kami, saya akhirnya mengunjungi wilayah utara Jakarta yang selama ini saya hindari karena issue keseramannya.  Dan issue itu karena kerasnya hidup di daerah ini. Dan di kawasan ini saya masih melihat beratnya hidup di pinggiran kali. Cerminan masyarakat yang masih harus berjuang untuk mendapatkan kesejahteraannya.

Saya dan beberapa teman hari ini bergabung dengan ibu ibu tenaga kerja yang sedang berjuang mendapatkan hak haknya untuk menjadi sejahtera, ibu ibu yang masih bergulat dengan hal hal yang tak sepantasnya untuk mereka sebagai manusia. Hak hak yang seharus mereka dapatkan dari keringat yang mengalir dari tubuhnya. Ibu ibu yang berjuang demi kehidupan yang layak. Sejatinya pembangunan itu positif dan menjadi cerdas dan manusia dalam melaksanakannya itu harus.

Terima kasih pada teman teman yang sudah mengajak saya untuk menghadiri upacara ini. Iya bukan di istana negara tapi ini sesungguhnya istananya sebuah negara. Kalau perempuan sudah mendapatkan apa yang seharusnya mereka miliki dan mendapatkan haknya maka negara ini akan menjadi istana dimana saja.  Dan untuk perempuan perempuan Indonesia mari menjadi manusia yang bermartabat dengan terus memperjuangkan hak sebagai perempuan dan dan menjalankan kewajiban sebagai manusia dalam masyarakat bangsa.